Menemukan Arah Hidup di Tengah Penantian

 

Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang bisa meramalkannya.
Karena siapakah kita, manusia ini? Begitu kecil dibandingkan dengan luasnya alam semesta, apalagi dibandingkan dengan Sang Pencipta — Khalik Langit dan Bumi.

Namun sering kali kita lupa betapa kecilnya kita di hadapan Tuhan. Kita berjalan menurut kehendak dan kekuatan kita sendiri, tanpa melibatkan Dia dalam perjalanan hidup ini.

Padahal, seperti halnya sebuah perjalanan, hidup ini pasti memiliki tujuan. Ada penantian — penantian akan suatu akhir, suatu destiny. Banyak orang berusaha mencapainya dengan ilmu, kekuatan, kekuasaan, dan segala sumber daya yang mereka punya. Tapi hasilnya?
Sering kali yang didapat hanyalah kekecewaan, kekosongan, dan ketidakpastian.

Lalu, apakah sebenarnya yang kita cari? Apa tujuan hidup kita? Bagaimana kita bisa mencapainya?

Satu hal yang pasti: hanya Sang Pencipta yang tahu jawabannya.
Sia-sialah jika kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, dan berjalan tanpa petunjuk dari-Nya.
Seperti yang tertulis dalam hikmat Raja Salomo:
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."

(Mazmur 127:1)

Upaya manusia akan sia-sia jika dijalankan tanpa bimbingan dari Tuhan.

Hidup kita ibarat sebuah "mesin" — hanya akan berfungsi maksimal jika dijalankan sesuai dengan petunjuk dari Pembuatnya. Demikian pula, hidup kita baru menemukan makna dan kekuatan sejati bila dijalani dalam Firman-Nya, sesuai dengan rancangan Ilahi.

Saya pribadi pun pernah (dan masih sering) merasakan penatnya perjalanan, dan beratnya penantian akan sebuah harapan yang belum juga tiba.
Namun, Puji Tuhan... di setiap saat saya merasa lelah dan lemah, saya merasakan tangan kasih-Nya yang terus menuntun.
Dia tidak pernah meninggalkan saya — justru saat saya jatuh, Dia menopang.
Semakin saya belajar berserah, semakin saya melihat: segala sesuatu yang terjadi ternyata indah dalam waktu-Nya.

Dan ayat dalam Roma 8:28 terus menjadi pegangan hidup saya:
"Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."


 


 

Doa Saya:

Bapa di Surga, terima kasih karena Engkau begitu baik.
Saat aku merasa sendiri, ternyata Engkau tetap menunggu dan menyertaiku.
Saat aku bimbang, Engkau menuntunku. Saat aku jatuh, Engkau mengangkatku.
Terima kasih karena Engkau mendengarkan seruan doa-doaku.
Dengan iman aku percaya: semua janji-Mu nyata dalam hidupku.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Amin.

"Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!"
— Mazmur 27:14

Hallelujah, Praise the LORD — for He is good, all the time!